Rabu, 23 Maret 2011

Pendidikan Sastra dan Budaya



SINAR PAGI, Tahun 40, Edisi 16 – 22 Maret 2011-03-23

Terima Kasih Ibu                           Puisi: Meili L. U
For My Beloved Mom

Jika suatu saat aku
lelah melangkah
izinkan aku kembali ke pangkuanku

Izinkan aku
Bersandar dibahumu untuk melepas
lelah diri ini

Ibu....
kaulah alasan mengapa
aku tetap hidup dan berjuang
karena kau telah membimbing aku
sejak kecil hingga dewasa

Ibu kau telah mengajariku
untuk bijaksana
dalam menghadapi hidup
kau telah menjadi seorang
pendidik dan pengoreksi
semua perbuatanku

Kau seorang yang setia menemanaiku
dan tak akan pernah
lelah untuk itu...
kau selalu terbuka untuk mendengar
semua harapan, masalah dan
keluh kesahku

Terima kasih ibu...untuk semuanya
apa yang telah kau berikan
membuat aku jadi lebih baik
dari sebelumnya


Kelas: XII APK 3 SMKN 1 Indramayu


Tinjauan Puisi:

Ekspresi Meili Tentang Ibu

oleh: Acep Syahril

Tema puisi tentang ibu dalam karya puisi tentunya sudah seringkali kita temukan, dengan berbagai gaya, berbagai pilihan kata dan berbagai istilah dimuarakan untuk menggambarkan sosok ibu yang lembut, penuh kasih sayang, penuh perhatian dansebagainya. Sehingga kadang sulit mencari istilah lain untuk mengekpresikan sosok ibu sebagaimana keinginan kita, karena hampir semua orang telah telah mengekspresikannya. Dan kita tentunya tidak ingin terjebak dalam pengekspresian tentang sosok ibu ini pada gaya serta diksi yang sama.
Hal inilah kiranya yang dilakukan Meili L.U SMKN 1 Indramayu dari Kelas: XII APK 3, pada puisinya berjudul Terima Kasih Ibu, Meili seperti benar-benar merasa puas. Sebab seluruh isi perasaan hatinya seolah tertuang untuk mengekspresikan tentang sosok ibu yang dikaguminya dalam gaya aku liris yang terasa mewakili aku-aku yang lain......//Kau seorang yang setia menemanaiku/dan tak akan pernah/lelah untuk itu.../kau selalu terbuka untuk mendengar/semua harapan, masalah dan/keluh kesahku//.....
Meski Meili mengungkapkannya tanpa menggunakan bahasa symbolik, tapi pilihan diksi untuk mengutarakan rasa kedekatan, kekaguman dan harapannya sangat terasa menyentuh. Karena Meili di sini tidak sekedar menuangkan, tapi juga lebur dalam ruh ibunya, sehingga sekecil apa pun yang dirasakan ibu dia bisa menangkap dan mengekspresikannya.
Apa yang dilakukan Meili dalam mengekspresikan kekagumannya terhadap sosok ibu, memang terasa berbeda dari teman-temannya yang juga pernah menulis puisi tentang ibu. Tapi Meili memilih cara yang sederhana untuk mengungkapkan kekagumannya, sehingga dari kesederhanaan itu muncul kesan lain yang terasa kental tentang sosok ibu dalam dirinya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar