Senin, 01 November 2010

Pendidikan, Sastra & Budaya

Puisi: Siti Masriyah
 
Izinkan Aku Untuk Selalu Bersamamu
 
aku tersesat menuju hatimu
karena cinta yang perlahan datang
 
tapi dapatkah kita menyatukan
perasaan kau dan aku
 
Klas 11 Multi Media
SMK Endang Dharma Ayu, Indramayu
 
 
Puisi: Sukerih
 
Sobat
 
Sobat, jika kau rindu padaku
tataplah langit di malam hari
karena di sana kutitipkan sejuta senyum
dan kenangan di ribuan bintang
 
Jika kau ingin ucapkan sesuatu
sampaikanlah pada terangnya bulan
karena dia juga akan menyampaikannya
padaku  
 
Dan jika kau merasa kesepian
aku akan datang bersama hangatnya
mentari
 
Sobat, jangan pernah kau lupakan aku
karena bintang, bulan dan matahari
kelak akan bersaksi
 
Klas 11 Multi Media
SMK Endang Dharma Ayu, Indramayu


Tinjauan Puisi

Peristiwa Hati Yang Menjadi Ide Besar
 
Acep Syahril
 
Hari itu seperti biasa saya datang tiba-tiba sejurus menawarkan kegiatan ekstrakurikuler (eskul)  Apresiasi Sastra dan Jurnalistik ke kelas di SMK Endang Dharma Ayu Indramayu, sebagaimana saya lakukan di sekolah-sekolah lainnya. Pagi itu saya langsung berhadapan dengan kepala sekolahnya Erwin Indriasentana, S.Pd, yang kontan bingung serta penuh tanda tanya dengan kegiatan eskul yang saya tawarkan. Tambahan penampilan saya yang sangat-sangat tidak meyakinkan beliau, hal ini semakin membuatnya berupaya menutup diri dan menghindar dari desakan saya untuk masuk kelas.
Saya katakan saya sengaja melakukannya tanpa melalui surat pemberitahuan atau apa pun istilahnya sebagai kulonuwun yang lebih etis dilakukan pada umumnya, serta penampilan seadanya. Karena saya selama ini memang memposisikan diri sebagai “guru yang mengemis” untuk memberikan sedikit pengalaman kepada para siswa. Yang saya yakini mereka sangat berharap dan senang menerimanya, sebab apresiasi sastra yang saya berikan pada mereka bukan membahas karya orang lain, tapi karya kreatif yang mereka ciptakan sendiri. Yang nota bene sangat berhubungan dengan psikologis, kegelisahan dan kemampuan mereka yang tak terbaca.
Seperti dituliskan Sukerih dari SMK Endang Dharma Ayu (EDA) Indramayu, kelas XI Multimedia, pada puisinya Sobat. Sukerih dengan kemampuannya mengekspresikan isi hatinya tentang teman, sahabat atau sobat dengan pilihan kata yang irit, kuat dan manis namun sangat filosofis. Memberikan kesan yang tidak hanya sebagai saran kepada sobatnya, tapi juga mampu menggiring fikiran pembaca yang tengah memuisikan sobat atau temannya yang jauh darinya.
Sobat, jika kau rindu padaku
tataplah langit di malam hari
karena di sana kutitipkan sejuta senyum
dan kenangan di ribuan bintang
Betapa hal  ini tidak terdugakan oleh kita, ketika seorang Sukerih tiba-tiba mampu menuliskan puisi seperti ini hanya dalam waktu hitungan jam. Tapi itulah kelebihan yang ada dalam diri siswa yang tidak terbaca ketika di sekolah tersebut tidak ada upaya untuk membaca kemampuan mereka sebagai persiapannya ke depan. Dan kemampuan menulis ini hanya salah satu dari kemampuan yang terlihat, sementara pada siswa lainnya bisa saja ada yang memiliki bakat lebih hebat dari itu melalui pendekatan imajeri visual, dari kedahsyatan fikiran seseorang sebagaimana dituliskan Ian Robertson dalam bukunya Membaca Mata Pikiran.
Hal yang sama juga dilakukan Siti Masriyah, yang menuliskan puisi Izinkan Aku Untuk Selalu Bersamamu. Siti menuliskan puisi ini jelas dalam keadaan sadar, yang dia angkat atau dia ekspresikan setelah melalui pengendapan cukup lama. Setelah kenyataan yang dia alami jauh sebelumnya sangat mengganggu dan mengusik perasaan hatinya yang paling dalam.
aku tersesat menuju hatimu
karena cinta yang perlahan datang
 
tapi dapatkah kita menyatukan
perasaan kau dan aku
Sungguh, kekuatan fikiran dan imajinasi yang dahsyat dari sebuah peristiwa hati yang tak kesampaian menjadi ide besar ketika dituangkan dalam kekuatan kata-kata, jujur dan fantastis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar