Senin, 01 November 2010

Pendidikan, Sastra & Budaya

Puisi: Debby. T
 
Maha Segalanya
 
Saat tubuh kaku kehilangan
cinta, rahmatmu hadir dijiwaku
Kau maha segalanya wahai penciptaku
kumemohon padamu jagakan cintamu tukku
 
Sejuk saat ku membaca ayat-ayatmu
damaiku saat membasuh diri
dengan wudhumu
indahnya saat dzikir ku bacakan
dan Kau pendamai hati selalu
 
Kau Maha Sempurna
kau tempatku beradu kata
kau jaga diriku saatku ragu
indahnya Al-Qur’an membuatku tenang
Kau cintaku Maha Sempurna dari segalanya
 
Saat tangis berkobar
dalam kediaman Mu ayat-ayatmu
tenangkan hatiku
saat mulut tak mampu berkata
Kau berikan kekuatan padaku
Kau Maha segalanya wahai Penciptaku
cinta Mu kan selalu hadir
dalam hati ini untuk selamanya
karna Kaulah yang terindah dihidupku
 
SMA PGRI 2 Sindang, Indramayu
Klas XII IPA
 
 
Tinjauan Puisi:
Puisi Ketuhanan,
Ide Yang Tak Habis Digali
 
oleh: Acep Syahril
 
Kemudian saya bertemu langsung dengan Kepala SMA PGRI 2 Indramayu, Drs. Koeswaya, saya katakan bahwa saya hari ini ingin masuk kelas. Tak sulit memang dan beliau langsung mengantarkan saya ke kelas XII IPA. Dan tidak banyak sekolah di Indramayu dengan Kepala Sekolah yang bersikap terbuka terhadap mereka yang ingin menyumbangkan kemampuan live skilnya.
Dan mungkin hal ini jugalah yang kemudian membawa keberuntungan SMA PGRI 2 ketika menghadapi berbagai kompetisi yang diselenggarakan, baik di tingkat Dinas Pendidikan mau pun lembaga-lembaga lain seperti Dewan Kesenian dengan berbagai jenis lombanya.
Dari 30 puisi yang saya terima hari itu, satu diantaranya terasa hidup saat dibaca sendiri atau dideklamasi di depan umum. Penulis puisinya Debby. T dengan tajuk “Maha Segalanya”, puisi dengan tema ke Tuhan-an yang idenya diangkat dari suasana Ramadhan.
Kau Maha Sempurna
kau tempatku beradu kata
kau jaga diriku saatku ragu
indahnya Al-Qur’an membuatku tenang
Kau cintaku Maha Yang Sempurna
Kepasihan Debby dalam memilih ide, menuangkan dan menyusun kata dalam puisi di atas sudah dapat diterka kalau dia memiliki kemampuan serta kepekaan yang baik, hal ini terbaca dari kemampuannya dalam menyertakan idiom-idiom yang mampu memberikan ruh pada puisi tersebut.
Memang puisi religius dengan tema ke Tuhan-an bisa ditulis semua orang, selain gagasan serta idenya sangat tidak terbatas, keseriusan seseorang itu juga bisa memberikan suasana lain yang mampu mempengaruhi jiwa orang lain, seperti puisi penyair besar kita Subagio Sastrowardoyo yang bertajuk “Jarak”. Puisi dengan tema ke Tuhan-an ini sangat luar biasa, disitu bagaimana Subagio Sastrowardoyo meyakinkan orang bahwa hidup di dunia ini hanya sejenak yang diungkapkannya hanya dengan:
Bapak di sorga
biar kita jaga jarak
Kau hilang dalam keputihan ufuk
dan aku tersuruk ke hutan buta
Hiburku hanya burung di dahan
dan jauh ke lembah
gerau pasar di dusun
aku tahu keriuhan ini
hanya sekali terdengar
sesudah itu padam segala suara
dan aku kembali ke pintu rumah
.......................
Artinya tema ke Tuhan-an tidak hanya seperti yang dituangkan Debby, jauh dari itu dengan menggali segala rahsia yang tersembunyi di sekitar kita akan lebih menambah kekuatan makna puisi tersebut. Untuk mendapatkan hasil maksimal seperti ini tuntulah dibutuhkan keseriusan dengan banyak membaca.
Dan dari hasil membaca tadi bukan hanya menghasilkan puisi yang baik, tapi juga akan semakin membuka cakrawala berfikir, kedewasaan bersikap, bertindak serta bijak dalam setiap mengambil keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar